Apa yang terlintas di benak kalian
apabila mendengar kata “Danau Toba”? Kalau saya pribadi, yang pertama kali
terlintas adalah cerita legendanya. Toba merupakan sebuah nama penduduk lokal yang
menikah dengan gadis jelmaan ikan dan memiliki anak bernama Samosir yang merupakan
nama sebuah pulau yang berada di tengah Danau Toba.
Sebagai penduduk asli Sumatera
Utara, saya cukup bangga dengan Danau Toba yang merupakan ikon wisata dan
tentunya wajib dikunjungi apabila singgah ke Medan. Terlebih, pada tahun 2017
lalu, pemerintah telah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu dari sepuluh
destinasi wisata yang masuk dalam kategori “Bali Baru”.
Lantas, ada apa aja di Danau Toba?
Oh iya, perjalanan dilakukan dengan
transportasi darat dari Lubuk Pakam (dekat Medan) ke Danau Toba.
Perjalanan dengan transportasi darat
memakan waktu sekitar 7 jam. Sepanjang jalan, ya terasa biasa saja sebagaimana
perjalanan pada umumnya. Tetapi, mendekati pesisir Danau Toba, kita akan disuguhi
oleh pemandangan hutan yang masih asri dan ‘kunjungan’ dari penduduk lokal
hutan tersebut alias monyet. Monyet- monyet liar ini seringkali berada didekat
jalan yang biasa dilalui wisatawan. Tak jarang, wisatawan melempari kacang-
kacangan (terutama kacang sihobuk) sambil menghirup segarnya udara hutan yang
tidak didapatkan di kota.
Sesampainya di pesisir danau toba,
kita harus menyebrang dengan kapal untuk bisa sampai ke Pulau Samosir. Bila
kita ingin sampai ke Samosir dengan mobil/ kereta, kita bisa memakai kapal
feri. Dan apabila kita menaiki damri, kita bisa menaiki kapal biasa.
-berfoto di kapal adalah sebuah kewajiban-
Menikmati Indahnya Danau Toba
Keindahan danau toba tidak perlu diragukan lagi. Bersantai di dekat danau toba merupakan salah satu cara melepaskan stress dan menghilangkan kepenatan serta rasa bosan dengan kehidupan kita di kota. Ditambah lagi dengan kehadiran keluarga/ teman/ orang- orang terkasih yang membuat Quality Time bersama mereka semakin berharga.
Melihat Kebudayaan Asli Suku Batak
Konon, Danau Toba merupakan asal muasal nenek moyang orang batak. Terdapat banyak sekali kebudayaan asli batak yang belum dikenal oleh masyarakat luas, bahkan oleh orang batak itu sendiri. Kemajuan IPTEK merupakan salah satu faktor yang 'mempercepat' hilangnya kebudayaan dari masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi tersebut memudahkan budaya asing untuk masuk dan akhirnya menjamur di kalangan anak muda. Mereka yang melestarikan budaya mereka sendiri dianggap sudah kuno.
Salah satu tarian yang terkenal dari daerah Sumatera Utara adalah Tari Tortor. Tari Tortor merupakan tarian seremonial atau penyambutan yang diiringi dengan musik gondang (gendang khas batak). Tari tortor dan musik gondang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, penari tortor harus memakai ulos. Disini, kita bisa menari bersama Boneka Sigale- gale sambil dipandu oleh masyarakat sekitar. Gerakannya cukup mudah, cukup berputar, menaikkan serta menggoyangkan telapak tangan dan melakukan semacam gerakan naik- turun.
Dari foto diatas, kita bisa mengetahui empat kebudayaan batak. Kebudayaan yang dimaksud adalah:
Salah satu tarian yang terkenal dari daerah Sumatera Utara adalah Tari Tortor. Tari Tortor merupakan tarian seremonial atau penyambutan yang diiringi dengan musik gondang (gendang khas batak). Tari tortor dan musik gondang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, penari tortor harus memakai ulos. Disini, kita bisa menari bersama Boneka Sigale- gale sambil dipandu oleh masyarakat sekitar. Gerakannya cukup mudah, cukup berputar, menaikkan serta menggoyangkan telapak tangan dan melakukan semacam gerakan naik- turun.
Dari foto diatas, kita bisa mengetahui empat kebudayaan batak. Kebudayaan yang dimaksud adalah:
- Ulos
Ulos sendiri berarti kain dalam bahasa batak. Ulos merupakan kain khas suku batak yang proses pembuatannya serupa dengan kain songket khas Palembang. Warna yang mendominasi kain ulos adalah merah, hitam dan putih. Kain ulos juga memiliki fungsi yang berbeda- beda tergantung motif dari kain ulos tersebut. Sayangnya, kain ulos sekarang sudah mulai punah (beberapa sudah punah karena tidak diproduksi lagi, seperti Ulos Raja dan Ulos Gobar) karena tidak banyak orang yang tertarik membeli kain ulos ini. Ditambah lagi, kain ulos yang ada juga sudah mulai 'tidak asli' dikarenakan pembuatannya yang menggunakan mesin. - Tari Tortor
- Boneka Sigale- gale
Sigale- gale berasal dari kata "gale" yang artinya lemah, lesu, lunglai. Sigale- gale merupakan sebuah patung kayu yang digunakan dalam pertunjukkan tari saat ritual penguburan mayat suku Batak di Pulau Samosir. - Rumah Bolon
0 Komentar untuk "Danau Toba : Bali Baru yang Belum Maksimal"
Peraturan Berkomentar :
1. Harap berkomentar dengan bahasa yang sopan, baik, dan benar!
2. Dilarang berkomentar link mati maupun LINK HIDUP!
3. OOT boleh kok! ^_^
4. Dilarang Berkomentar berbau Por*0 and SARA
Selamat berkomentar! -3-